Fight To Success- Lely kemarin mewawancarai seorang calon karyawati yang akan ditempatkan di bagian keuangan, karena kebetulan karyawan yang lama akan keluar. Calon karyawati yang bernama Rosa ini sudah pernah bekerja selama satu tahun di perusahaan lain. Setelah wawancara pertama dan kedua, Rosa dinilai memenuhi syarat. Jadi, dia diterima dan harus mulai pelatihan. Memang waktunya mendesak karena harus pelatihan lalu keesokan harinya akan serah terima tugas dengan karyawan lama yang akan keluar.
Akhirnya, tibalah hari pertama Rosa untuk pelatihan. Karyawan lama menceritakan laporan apa saja yang ada dan bagaimana proses kerjanya. Rosa mengatakan sudah berpengalaman di bidang pembuatan laporan keuangan dan laporan pajak. Tapi yang mengherankan, ternyata banyak sekali hal yang tidak dimengerti oleh Rosa.
Baca juga : Kekuatan "Networking"
Misalnya, perusahaan ini adalah bidang jasa, tapi Rosa malah berkali-kali menanyakan masalah stok barang. Rupanya Rosa sama sekali tidak memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut perusahaan jasa. Anehnya, ketika dijelaskan Rosa bersikap seolah-olah sudah mengerti. Setiap kali ditanya apakah dia mengerti atau tidak, selalu dijawab "Ya. Sudah mengerti". Tapi setiap kali ditanya kembali mengenai masalahnya, ternyata Rosa sama sekali tidak mengerti.
Ketika dijelaskan bahwa dalam perusahaan jasa tidak ada stok barang, Rosa tetap tidak mengerti karena menurut dia dalam laporan keuangan harus ada laporan stok barang.
Ketika ditanya apakah dia sudah mengerti kapan dan bagaimana harus membuat laporan pajak tiap bulan, Rosa menjawab dengan cepat dan mantap, tapi jawabannya salah semua. Rosa berkata laporan pajak tidak perlu tiap bulan, padahal harus tiap bulan.
Lely berada di situ dan mendengarkan semua pembicaraan mereka. Lely sempat kaget ketika Rosa menanyakan apakah gajinya bisa dinaikkan karena tidak sesuai dengan yang dimintanya. Lely heran. Kemarin dia sudah memberitahukan besar gaji yang akan diterima Rosa, dan dia sudah menanyakan apakah Rosa tidak keberatan menerimanya.
Jawaban Rosa kemarin adalah, dia tidak keberatan sama sekali. Dia bersedia menerima jumlah gaji yang ditawarkan perusahaan. Tapi hari ini Rosa mengeluhkan hal itu dan menanyakan pendapat Lely. Lely kecewa, karena sikap Rosa ternyata berubah-ubah.
Bahkan Rosa bertanya apakah dia boleh keluar dari pekerjaan setelah mencoba kerja meskipun belum tiga bulan?
Lely sampai bingung melihat Rosa. Dia sebenarnya sudah berpengalaman atau belum? Kok banyak sekali yang belum dikuasai? Benar-benar berminat bekerja atau tidak? Kok belum apa-apa sudah bertanya apakah boleh keluar?
Yang sangat mengganggu Lely adalah sikap Rosa yang sok tahu. Okay-lah kalau dia tidak tahu, kan bisa bertanya dan bisa diberitahu. Tapi setiap kali dijelaskan Rosa selalu berkata sudah mengerti.
Baca juga : Tidak Ada Jalan yang Mulus untuk Sukses
Setelah ditanya kembali, ternyata dia tidak mengerti sama sekali karena semua jawabannya salah. Mungkin Rosa takut dinilai kurang mampu sehingga dia ingin memberikan kesan bahwa dia mampu dan bisa mengerti semua pekerjaan dengan mudah.
Rosa salah besar. Bukannya meningkatkan penilaian, dia justru merusak penilaian positif terhadap dirinya. Lely menilai Rosa terlalu sok tahu. Selain itu dia juga kurang terbuka. Rosa ternyata mengeluh soal besarnya gaji yang ditawarkan. Apa boleh buat. Terpaksa Lely menghentikan pelatihan tersebut dan minta Rosa mempertimbangkan kembali pekerjaan itu.
Pengalamannya dengan Rosa membuat Lely lebih bersikap selektif dalam memilih calon karyawan. Dia sadar terlalu terburu-buru dalam memilih calon karyawan karena keterbatasan waktu.
Lely ingat dulu dia pernah buru-buru menerima karyawan yang setelah bekerja 1,5 bulan tiba-tiba tidak masuk ke kantor. Ketika ditelepon di hari kedua, ternyata dia berkata: "Kan saya sudah keluar Bu." Lely heran karena tidak pernah ada pemberitahuan sebelumnya bahwa dia akan mengundurkan diri. Ketika ditanya mengapa tidak memberitahu ke kantor mengenai niatnya untuk keluar, jawabannya, belum sempat menelepon.
Kira-kira enam bulan kemudian, karyawan tersebut menelepon lagi ke kantor dan minta untuk diterima lagi bekerja karena dia merasa bingung menganggur di rumah. Aduuh!
Mengingat hal itu, Lely berpikir betapa bersyukurnya dia bisa melihat permasalahan yang dihadapi oleh mereka. Mungkin Rosa ataupun karyawan yang berhenti kerja tanpa pamit tersebut tidak menyadari kesalahan mereka. Mungkin Rosa merasa bahwa semua sikapnya wajar dan oke saja. Mereka tidak sadar telah melakukan kesalahan yang sangat mendasar dalam bekerja. Mungkin sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh mau bekerja, mungkin mereka hanya cari enaknya saja, mungkin mereka menyadari kekurang-mampuan mereka sendiri atau mungkin mereka kurang memiliki motivasi untuk berjuang. Fight for Success!