Mengajar dan Belajar Kaligrafi oleh Didin Sirojuddin AR

Mengajar dan Belajar Kaligrafi oleh Didin Sirojuddin AR-

Didin Sirojuddin AR-
*MENGAJAR KALIGRAFI, BAGAIMANA CARANYA?*
(DidinSirojuddinAR•Lemka)

"الخطُّ أمرٌصَعْبٌ"، ولكنّه إذاعُلّم "من السَّهلِ إلى الصّعبِ" فسيكون الصعبُ سهلاً.

"Kaligrafi itu sulit" (الخط أمرصعب) adalah ungkapan. Tapi bagaimana "yang sulit dibikin menarik" sehingga menjadi mudah. Dalam acara PELATIHAN GURU PONDOK AL-QUR'AN SE-SUMBAR di Bukittinggi, 6-8/3/ 2018, cara-cara mengajar khat/kaligrafi saya simulasikan kepada dan oleh guru-guru khat perwakilan beberapa Pondok Al-Qur'an di Sumatera Barat. 

Konsep yang digunakan adalah metode mengajar khat di PESANTREN KALIGRAFI ALQURAN LEMKA, Sukabumi, yang bernuansa rekreatif dengan faktor novelty (untuk membangkitkan rasa senang). Belajar tidak hanya di kelas, tapi juga di tempat terbuka dan tempat rekreasi sehingga "kaligrafi menjadi ilmu dan skill yang menyenangkan". Lemka memegang prinsip kata-kata Imam Ali RA:

إنّ حُسْنَ الخطِّ مَخْفِيٌّ فى تَعْليمِ الأستاذِ، وقِوامُه فى كثرةِ المَشْقِ وتركيبِ المُرَكَّبَاتِ، وبقاؤه على المسلمِ فى ترك المنهيات ومُحافَظَةِ الصّلواتِ، وأصلُه فى معرفةِ المُفْرَداتِ والمُرَكَّباتِ.
"Sesungguhnya keindahan khat itu tersirat dalam pengajaran GURU, tonggaknya tergantung banyak LATIHAN dan menyusun struktur, dan kelanggengannya bagi seorang muslim adalah dengan "meninggalkan segala larangan" dan memelihara SHALAT, padahal asal-usulnya hanyalah mengetahui HURUF-HURUF TUNGGAL dan KOMPOSISI."

Dengan demikian, komponen BELAJAR-MENGAJAR di Lemka adalah komplitnya unsur-unsur berikut:

  1.  Adanya GURU (terdiri dari guru utama & guru2 bantu).
  2. Banyak LATIHAN (yang dilakukan setiap waktu siang-malam).
  3. Memulai pelajaran dari ALIF & huruf-huruf tunggal seluruhnya dan "dari yang mudah kepada yang sulit" (من السهل إلى الصعب).
  4. Uji coba dan berulang-ulang latihan MEMBUAT STRUKTUR huruf & kalimat. 
  5. Menghindari LARANGAN2 hukum & larangan2 fisik yang berefek "merusak tulisan" (spt olahraga keras atau mengangkat benda terlalu berat). 
  6. Memelihara SHALAT & ibadah2 lainnya sebagai bentuk pengabdian, karena karya yang digores adalah HURUF2 AL-QUR'AN.
Dalam pelaksanaannya, santri Lemka mematangkan pelajaran yang diberikan melalui tahap-tahap berikut:
  1. Tahap PENGETAHUAN (yaitu mengetahui seluruh gaya khat tradisional & kontemporer, serta mengetahui seluk beluk & pedoman lomba2 kaligrafi Nasional & Internasional).
  2. Tahap PEMAHAMAN (yaitu memahami detail-detail huruf setiap gaya khat yang sudah diketahi mencakup: bentuknya, ukurannya, tipis-tebalnya, tegak-miringnya, tinggi rendahnya, lengkungannya dll.)
  3. Tahap PENERAPAN (yaitu mempraktikkan apa-apa yang DIKETAHUI & DIPAHAMI sebelumnya menjadi sebuah karya yang bagus). 
  4. Tahap ANALISA (dengan memperbandingkan hasil karya sendiri dengan karya2 MASTER yang lebih hebat untuk dijadikan pelajaran). 
  5. Tahap EVALUASI (yaitu menyimpulkan, apakah karya sudah dianggap sempurna & bagus atau belum untuk mengambil langkah selanjutnya, yaitu: DIPERTAHANKAN atau DIGOSOK LAGI supaya bertambah sempurna.
"Wah, terbayang sulit dan berat! Ternyata enteng saja kalau kita senang." Waktu santri Lemka melukis di pinggir pantai, di atas batu2 sungai, di puncak gunung, di taman bunga, nampak rasa girang di wajah mereka. "Melukis kaligrafi happy bAngeeEEeEet," komentar di sana sini. Ya, kalau lagi senang, semuanya mengasyikkan.... 😆😁😃

Post a Comment

© Ranah Islam. All rights reserved. Developed by Jago Desain